Saturday, November 08, 2008

Pembenahan diri

Bismillah,

Ada beberapa hal yang membuat saya begitu dalam berpikir, ya salah satunya adalah ... bagaimana saya membuat diri saya sendiri bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Setidaknya saya berpikir bagaimana caranya daripada saya tidak menghiraukan orang lain yang sangat membutuhkan bantuan di sekitar kita. Siapa tau saudara atau tetangga kita membutuhkan bantuan kita namun kita sendiri tidak peduli ... bukankah Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Tabrani "Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam karena kenyang sedangkan tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan padahal dia mengetahuinya." Memang, kehidupan kita tidak lepas dari orang lain dan Islam pun mengajarkan kepada kita bagaimana beribadah secara hablum minannaas.

Namun, yang juga menjadi perhatian adalah, bagaimana agar kita berbenah diri terlebih dahulu sebelum kita membenahi yang lain ... ya kalau mengutip perkataan Aa Gym : "Mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang". Betul ... mulai dari sekarang, ya ini sebagai pengingat kita semua agar kita sebaiknya membenahi diri sendiri terlebih dahulu sebelum beranjak ke hal yang lebih besar tentunya.

Tanggung jawab ....

Saya teringat kembali kepada salah seorang yang saya temui di terminal dan stasiun Tanjung Karang, Bandar Lampung yaitu Bapak Endang Herodi ... padahal sebelumnya saya tidak pernah terbayang apakah seperginya saya dari Lampung karena salah satu urusan yang belum selesai --sekarang sudah ... Alhamdulillah-- akan tetap pergi dengan situasi hati yang gundah gulana dan seakan seperti padang pasir yang tidak pernah mendapat hujan atau dengan sedikit kegembiraan, walau sedikit kita tetap harus mensyukuri apa yang Allah SWT berikan kepada kita bukan? dan Alhamdulillah ... seperti firman Allah SWT dalam surah Alam Nasyrah 5-6: "Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada kemudahan." Salah satu buktinya adalah pada saat saya hendak pulang ke Bandung dari Bandar Lampung Allah SWT mempertemukan saya dengan beliau, seorang ayah dengan 3 orang anak yang berusaha mencari nafkah yang halal di terminal Tanjung Karang. Beliau membuat saya berpikir betapa sebuah usaha mencari nafkah adalah jalan yang sulit.

Perkataan beliau yang menarik perhatian saya adalah ... "kalau kamu berjanji sebenarnya kamu itu telah berhutang." Ya betul sekali, saya sangat setuju dengan pendapat beliau. Dan adalah tanggung jawab seorang pengemban janji untuk melunasinya. Cuma pesan saya, jangan sampai hutang tersebut berupa perkara yang dapat menyebabkan kemungkaran dan kerusakan yang besar.

Kembali ke apa yang saya utarakan tadi ...

Tentunya saya tidak bisa untuk melakukannya dalam semua hal karena ya saya harus memperhatikan diri juga, jangan sampai mencelakakan diri pada intinya sih. Insya Allah saya akan membuat diri saya bermanfaat bagi yang lain dan lebih mendekatkan diri saya kepada Allah SWT melalui pintu sains dan teknologi, amin ya Rabbal alamin.

Saya yakin sekali langkah untuk menuju ke arah sana bukanlah perjalanan mulus bertabur bunga yang harumnya semerbak sepanjang masa ....

Justru dengan jalan berduri penuh ranjau dengan ancaman rentetan senjata, artileri berat maupun ringan, atau ranjau anti-personil lengkap dengan para penembak jitu dengan akurasi sangat tinggi ... hiperbolik ? Mungkin, tapi bukan berarti hal itu mustahil terjadi.

Ya, sekian untuk saat ini yang bisa saya utarakan mudah2an bermanfaat bagi kita semua.

Ya Allah, ampunilah segala dosa kami yang dulu sekarang dan yang akan datang ...

Ya Allah, berikanlah hamba-Mu yang lemah ini ilmu yang bermanfaat dan bisa untuk membantu hamba-Mu yang lain dalam beribadah kepada-Mu ya Rabb ...

Ya Allah, muliakanlah mereka yang tawakkal kepada-Mu walau dalam keadaan serba kekurangan ...

Ya Allah, ingatkanlah para petinggi kami untuk lebih memberikan perhatian kepada rakyat kami ...

--Dimas

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home