Wednesday, January 03, 2007

Di manakah KI-574 berada ?

Bismillah,

Saya terus terang saja rada trenyuh mendengar kabar bahwa sampai sekarang pun pesawat Adam Air 574 Surabaya-Manado belum jelas keberadaannya. Kenapa ? Karena hal ini merupakan salah satu bukti bahwa departemen yang terkait belum menunjukkan kinerja yang memuaskan. Terlebih lagi bagi keluarga korban. Entah pesawat tersebut jatuh, hilang, meledak di udara, atau bahkan lebih gila lagi ... tertangkap UFO pun masih belum jelas.

Yang lebih menyedihkannya lagi ...

Pihak yang pertama kali menangkap sinyal ELBA tersebut adalah Singapura, dan itupun menurut kabar terdeteksi dua titik. Baru kemudian pihak Singapura memberitahukan kepada pihak nasional mengenai insiden ini. Setelah itu dibentuk satuan tugas pencarian lokasi musibah. Memang tersirat kabar sebelumnya bahwa penduduk setempat sempat melihat kepulan asap dan bahkan sampai mengetahui bahwa dari 102 penumpang 90 diantaranya tewas. Entah wangsit apa yang mereka dapatkan sehingga bisa memberikan informasi tersebut, yang jelas saat itu sebagian besar pihak sudah mempercayainya. Terlebih lagi sampai mereka mengindentifikasi jatuhnya pesawat berada pada 8000 ft DPL. Jelas, daerah tersebut adalah pegunungan. Dan itu terletak di daerah Polman SulTeng.

Namun ...

Ternyata setelah tim SAR beserta tim pendukung menelusuri daerah yang dipercayai sebagai jatuhnya pesawat tersebut tiba di lokasi. Mereka hanya mendapatkan capek-nya saja. Sudahlah medannya berat tak menemukan hasil pula. Akhirnya tim KNKT terpaksa berangkat dari nol kembali, penyelidikan dimulai dari saat pesawat tersebut hilang kontak. Bagaimana ini ? Bayangkan semua pihak termasuk MenHub dan bahkan media internasional yang tertipu oleh berita sesat ini ... apakah kecelakaan pesawat ini adalah sebuah guyonan ?! Kita berbicara masalah insiden yang memakan korban jiwa di sini, dan itu sama sekali bukan guyonan. Baik dari kalangan nasional, internasional terlebih lagi bagi yang ditinggalkan.

Tapi ini juga merupakan kritik tajam ke departemen terkait bahwa jangan terlalu mempercayai pemberitaan yang belum jelas kebenarannya tanpa didukung oleh data dan fakta. Sepertinya manajemen yang kurang rapi serta terlalu cepat berspekulasi berakibat cukup parah dari sisi mental dan moral. Kurangnya penguasaan teknologi adalah salah satu faktornya.

Satu hal lagi yang menambah miris adalah bala bantuan yang didatangkan justru dari pihak asing seperti Singapura yang mengirim 2 Fokker 50 dengan 27 tenaga bantuan serta infra merah sebagai alat bantu pencarian. Kemudian dari AU AS yang menawarkan bantuan. Mungkin kita harus berterima kasih kepada mereka yang menawarkan bantuan mencari lokasi hilangnya pesawat tersebut. Namun, hal ini secara pribadi menunjukkan bahwa koordinasi, manajemen, serta pengawasan tragedi nasional masih belum cukup baik untuk memberikan hasil yang optimal. Ini juga merupakan PR bagi kita semua untuk sebisa mungkin menggunakan potensi dari dalam untuk menyelesaikan bencana. Keterlibatan pihak lain mengakibatkan turunnya kepercayaan sebuah bangsa atas bangsa itu sendiri sampai bahkan pihak luar yang memberikan bantuan. Menurut SOP-SAR, batas waktu maksimal untuk pencarian lokasi musibah adalah 7 hari atau seminggu sebelum akhirnya dihentikan, tapi untuk kasus ini tampaknya akan diperpanjang.

Tapi secara tidak langsung ada beberapa hal yang dapat dikembangkan dari musibah ini. Entahlah saat ini yang masih ada dalam pemikiran saya adalah bagaimana sistem manajemen bencana dan koordinasi antar pihak terkait bisa sedemikian rapi sehingga tidak terjadi kembali insiden konyol seperti ini. Secara teknis barangkali mulai dari pendeteksian dini (early warning) sampai disaster recovery. Insya 4JJ1 di lain kesempatan saya utarakan apa yang ide yang bisa dimunculkan. Jangan sampai kejadian yang sama terulang untuk kesekian kalinya.

Yah kita berdo'a saja sambil ikhtiar untuk mencari di manakah hilangnya pesawat tersebut dan apakah masih ada korban yang selamat. Semoga kejadian ini memberikan kita ketabahan hati dan berpikir logis untuk menyelesaikan suatu bencana, baik kecil maupun besar. Amin ya Rabb ...

--Dimas

1 Comments:

At 11:17 PM, Blogger RoSa said...

eh k...denger2 katanya ada kemungkinan masuk segitiga bermuda masa???:((

 

Post a Comment

<< Home