Tuesday, December 19, 2006

Maaf ya, pak ?

Bismillah,

Siang tadi merupakan salah satu siang yang tidak akan saya lupakan seumur hidup ...

Saat itu saya sedang bergegas menuju lab dengan tugas seperti biasa; menyelesaikan proposal riset dan editing video. Saat itu saya mungkin tidak menyangka akan terjadi sesuatu yang sangat berharga seumur2 saya, yah namanya takhdir siapa yang bisa menerka bukan ?

Ceritanya begini, seperti biasa saya memarkirkan mobil di parkiran mobil jalan Gelap Nyawang yang paralel dengan jalan Ganesha yang semakin sesak dengan mobil2 berbagai jenis ditambah lagi burung koak yang BAB di sepanjang jalan nama salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu tersebut. Memang, jaman dulu itu sangatlah mudah untuk mencari tempat parkir yang disediakan kampus; parkiran Albar, Altim, dan Pool bus. Nah, itu dulu ...

Sekarang, memarkir kendaraan di kampus adalah hal yang sangat susah terlebih > jam 9 pagi. Wah, sudah kayak motor show aja, tapi awas ... sekali ketahuan ngoprek2 kendaraan orang bisa2 nanti masuk koran Lampu Merah lho he3x. Pokoknya jaman sekarang dengan jaman saya S1 dulu sangat beda sekali.

Kembali ke masalah cerita di awal tadi, setelah saya memarkirkan mobil di depan parkiran kios2 makanan tak berapa lama kemudian bapak penjaga parkiran datang --sengaja saya tidak menggunakan bahasa umum panggilan profesi ini karena nanti saya beri tahu--. Yah seperti biasa menagih tarif parkir, terus saya mengambil uang tersebut dari kantung baju saya dan saya berikan ke beliau. Alas, uang tersebut jatuh karena terburu2 saya memberinya.

Viewers dapat menebak apa yang terjadi setelahnya ... sedikit keributan skala kecil terjadi.

Detailnya coba visualisasikan sendiri, soalnya bagi saya karena masalah tersebut sudah berakhir jadinya mau saya ceritakan jadi enggan. Nah, setelah tensi mulai mereda --benar, jangan lawan api dengan bensin ... tapi lawan dengan air-- akhirnya saya mulai mengajak beliau berdialog, bukan sekedar omongan saja namun juga untuk mencairkan suasana. Yah, memang kalau salah satu merasa bersalah ya akui itu salah dan berbuatlah untuk memperbaiki kesalahan itu, bukan justru berkeras untuk mempertahankan argumen kebenaran yang subjektif.

Memang saya mengakui kesalahan terjatuh tersebut karena tergesa2 selain karena ingin cepat sampai berhubung hari mau hujan saat itu. Namun, beliau menceritakan bahwa pekerjaannya itu termasuk berat. Hal ini menyangkut keselamatan mobil tersebut; kalau ada yang hilang selain mereka disalahkan oleh si pemiliknya juga oleh penyedia jasa layanan, dan kita bisa bayangkan sulitnya berada pada sisi mereka. Underpaid, ditekan sana sini, dan work overtime pula, belum lagi permasalahan di RT mereka sendiri. Pokoknya mungkin kita sendiri tidak kuat untuk berada di posisi tersebut oleh karena itu adalah kurang bijak kalau kita menjustifikasi buruk dan menyudutkan mereka. Tapi, kadang mereka tidak pula bisa dibenarkan atas praktek penetapan tarif yang semena2. Beliau juga sempat menceritakan kehilangan sebuah mobil Honda Jazz di Jl Ganesha kemudian yang jadi martir ya mereka2 itu.

Saya menjadi kaget sendiri,

Ternyata keadaan tersebut malah berbalik dari antipati menjadi simpati. Saya tersadarkan bahwa di dunia ini memang tidak sama dan ketidaksamaan itu bukan syarat untuk menjatuhkan orang lain dan tidak sekali2 untuk itu. Tapi dari sanalah seharusnya lahir toleransi dan kerjasama, tentunya dengan mengabaikan status sosial karena status sosial itu amanah bukan kekuatan untuk menindas.

Pada akhirnya saya menyadari bahwa memang ini adalah teguran dari 4JJ1 SWT jangan sekali2 mempertaruhkan status sosial dalam lingkungan di sekitar kita. Karena, mungkin dari situlah awal bencana besar terjadi. Saya bersyukur pada-Nya bahwa teguran ini mengingatkan saya bahwa kalau seandainya kejadian ini terjadi di kawasan dimana para penjaga parkirnya bukan orang yang bersahabat bisa jadi ceritanya jadi lain. Dan juga ini adalah pelajaran yang sangat berarti bagaimana kita sebaiknya bersikap kepada orang yang tidak hanya lebih tua namun juga mungkin status sosial dan pendidikan yang tidak setara.

Subhanallah, saya yang malam sebelumnya mendapat keputusan yang begitu menyakitkan saya dari seseorang dan berkenan untuk bertaubat ternyata 4JJ1 SWT menunjukkan kuasa-Nya kepada saya untuk tidak berlaku yang tidak seharusnya.

Ya 4JJ1, sungguh Engkau Maha Berkuasa atas sesuatu.

La haula walaquwata illabillah ...

--Dimas

0 Comments:

Post a Comment

<< Home