Sebenarnya rada porno untuk diceritakan tapi beginilah yg terjadi ...
Hari ini (4/4/06) pas jam 10an kami berangkat ke Punclut bertiga (saya, Ahmad Meiriansyah, Arinuddin Umar, Zulham) untuk
site survey lokasi
rural-NGN di sana. Ada 2
tower yg sudah terpasang saat ini; masing2 tower terhubung dengan 5 telepon tetap VoIP.
Waktu ke sana saya juga berbarengan dengan pak Yusep beserta keluarganya untuk melihat dari dekat lokasi
tower, radio link, yaa sekalian ngeliat pemandangan di sana --bagus lho :)--. Selain itu saya juga nyoba nelp ke PAU-ITB untuk ngetes seberapa bagus sih koneksi nirkabel kalo make VoIP dan ternyata cukup bagus termasuk pas waktu hujan sebentar tadi. Setelah itu pak Yusep langsung balik dengan keluarganya sedangkan saya ke
tower 2 untuk minta ijin mau nguji coba jaringan. Ya Alhamdulillah mereka sambut dengan baik .. cuman kok mereka
ngomplain ke saya ya karena sampe sekarang 3 tlp di RT05 masih belum terpasang lagi karena sebelumnya 3 tlp tadi kena petir dan rusak --walah, saya tadi merasa seperti
customare care center berjalan aja nih--, tapi tak apalah minimal saya jadi tau ternyata toh sebagus2 teknologi ada
bolong-nya juga.
Waktu itu hujan cukup deras juga walo sebentar ...
Saya masih di
tower 2 bicara dengan Bapak Ica tempat
tower 2 tadi terpasang sebagai unit akses. Nah ternyata 3 rekan saya tadi rupanya mau nyusul ke
tower 2 padahal saya sudah duluan di sana.
Alas, mereka ngasih tau rada telat sehingga mereka kehujanan sampe berlindung di tempat pemandian umum gitu. Terus mereka ke atas balik ke mobil nungguin saya.
Terus terang aja di sana sinyal HP operator simPATI aja masih putus2, FLEXI
lelet, Fren ... okelah, anehnya esia malah gede banget.
Tadi juga sempet nelpon ke warga dan bagusnya suaranya jernih dan lancar .. ini membuktikan bahwa akses nirkabel untuk
voice sangat baik dan layak di sana. Dan menurut penuturan warga, telepon VoIP di sana kehadirannya sangat berguna dan bahkan ada yg sempet minta perluasan jaringan lagi. Tapi, itu bukan wewenang saya untuk itu sih ...
Nah pas saya pamit pulang hujan sudah reda dan sang Surya menerangi Punclut dengan terangnya. Lumayan capek juga lho soalnya di sana itu jalannya berlembah gitu jadi ada naik ada turun. mana tanjakannya lumayan curam lagi.
Pada saat yang bersamaan ...
3 rekan saya itu rupanya sudah sampe di mobil dan kelaparan karena belum makan siang tadi jadi pas mereka balik tadi rupanya mereka berpapasan sama tukang bakso keliling dan berniat untuk mesan. Sebelumnya, mereka naik tanjakan seiring dengan tukang bakso tadi. Pas nyampe di atas mereka sebenarnya berbincang atas keperkasaan sang tukang bakso naik tanjakan dengan memanggul jajaannya. Dan pas di atas tadi mereka sudah berniat keras untuk mesan nunggu tukang bakso tadi. Saat itu juga ada ibu2, cewek muda sama anak2 lewat di jalan tadi hampir berbarengan dengan tukang bakso.
!! TERNYATA !! ...
Seperti Romeo dan Juliet yang terpisah sekian lama terus akhirnya berjumpa ...
Sang Romeo tanpa sungkan memeluk sang cewek muda tadi yg jalan bareng sama ibu2 dan anak kecil.
Bukan itu aja, viewers ...
Yang dahsyatnya lagi sang romeo tadi juga tanpa sungkan meraba-raba si cewek muda tadi --menurut 3 rekan saya itu body-nya aduhai-- dan anehnya kok si Ibu sama anak kecil tadi seperti gak merasa aneh gitu, hmmmm .... Jadi 3 rekan saya itu bukannya mesan bakso malah teralih ke hal lain. Walo saya gak nyaksiin secara langsung minimal dari cerita mereka saya bisa visualisasikan --eiits, bukan yg itu tapi kronologisnya--. Jadi pas waktu pulang ituuu aja yg jadi bahan pembicaraan, plus waktu kami balik berpapasan lagi dengan tukang bakso tadi dan rekan2 saya jadi tambah ngakak. Jadi bahan pembicaraan yg aneh tadi di mobil, sampe terngiang2 di kami.
Sampe saya nulis sekarang ini pun saya masih 1/2 geli kalo mendengar alkisah tukang bakso tadi.
Wadaaaaw, ternyata keperkasaan sang tukang bakso tadi yg 3 rekan saya ceritakan naik tanjakan benar2 terbukti dengan komplit.
Alamaaaaaaaaaak !!
--Dimas
