Friday, July 27, 2007

Bermanfaatkah kita ?

Bismillah,

*Ahm* kembali ke bahasa Indonesia sekarang ...

Akhir2 ini saya sering bertanya kepada diri sendiri ... apakah yang saya (kami) lakukan ini bisa memberikan manfaat bagi yang lain ??

Kalau tidak, bagi saya pribadi sih kita selama ini ngapain aja ? .... kamana wae maneh teh, jang ?

Yah salah satunya melalui riset yang akan kami lakukan ini sehubungan dengan terpilihnya salah satu dari WiNNER sebagai top level manager untuk riset yang diselenggarakan oleh POSTEL (POS dan TEL-ekomunikasi).

Nah, oleh karena salah satu tujuan dari riset ini adalah untuk memberikan kehadiran TIK bagi kesejahteraan masyarakat ... maka jelas tujuan dan manfaat dari riset ini dipulangkan untuk masyarakat juga pada akhirnya. Cuma permasalahannya adalah, apa yang akan diberikan ke mereka dan layanan macam apa yang layak untuk diberikan guna mencapai kemakmuran masyarakat tadi ? Ini yang sedang dipikirkan dan dirembukkan oleh mereka2 yang memegang kebijakan.

Mendengar kabar yang cukup menggembirakan sekaligus memprihatinkan oleh seorang akhwat yg sedang PTT di Pulau Seram tentang kondisi salah satu daerah di sana, saya jadi teringat akan riset yang akan kami bawakan ini untuk masyarakat sebagai pemicu perkembangan potensi daerah setempat, dan mudah2an lancar baik dalam skala riset maupun deployment.

Satu lagi hal yang membuat saya berpikir mendalam adalah, kalau kita tidak melakukan perubahan maka ya akan selamanya kita dalam kondisi sekarang atau bahkan lebih parah lagi. Tentunya hal ini menurut Rasulullah SAW juga bukan hal yang baik, apalagi lebih parah dari sebelumnya, betul tidak ?

Yah, kalau memang dapat mendatangkan manfaat bagi umat apa salahnya ya tooh ? Bukankah meringankan beban saudara kita adalah hal yang mulia ?

Terkadang kita pun lupa bahwa sebenarnya ada saudara2 kita yang perlu bantuan ya seperti yang saya bilang tadi salah satu contohnya. Mungkin kita menganggap enteng seperti ini barangkali ... kenapa harus peduli sama orang yang gak kita kenal sama sekali ? Buat apa dan apa untungnya. Oke ... di satu sisi kita tidak kenal dan bahkan berbeda protokol.

Tapi ... tidakkah terpikir bahwa dengan peduli terhadap sesama maka selain kita berkenalan dengan orang baru tapi juga kita mendapat rizqi baru. Sebagai contoh apabila salah seorang dari mereka adalah orang yang memiliki hubungan baik dengan atasan sebuah perusahaan misalnya maka urusan kerjasama akan lebih lancar. Bukan berarti saya mengajarkan KKN ya, tapi kenyataanya begitu. Menurut saya pribadi KKN itu tergantung bagaimana subjek memainkan peran di situ, apakah untuk hal2 yang baik atau tidak.

Kembali ke riset awal tadi, menurut saya pribadi apabila kita bisa memberikan suatu hasil yang dapat bermanfaat bagi mereka nantinya Insya 4JJ1 manfaatnya selain dirasakan oleh mereka tapi juga akan kembali ke kita juga pada akhirnya, walau segera atau nanti. Yang jelas bermanfaat.

Sekarang tinggal bagaimana menyusun langkah selanjutnya agar terwujudnya hal tersebut. Yang kepikiran oleh saya saat ini adalah membangun konten apa yang sesuai bagi kebutuhan suatu daerah tersebut karena kalau asal saja maka konten tersebut bukannya menambah manfaat malah menambah mudharat, dan itu sia2.

Ya 4JJ1 ... semoga dengan apa yang kami usahakan ini demi kebaikan bersama dapat terwujud dan salah satu langkah untuk menuju ma'firah, Amin ya Rabb ...

--Dimas

Labels:

Sunday, July 15, 2007

Spirit for the future

Bismilah,

Well ... I guess I spoke too soon without even considering the consequence of what I spoke. Pheew ... so much for high expectation(s).

Right now I am planning to take TOEFL at least 550 to continue studying abroad -I only gained 534 institutionally ... 16 points away from the required level-, to me frankly ... earning more than the minimum requirement is quite difficult. Not only I have to master the whole English from vocab, structure or conversation but logics as well. Alas, I have to spend more time to exercise myself whereas my head is filled with so many things to think within so little time. Guess I have to take one at a time or doing them parallel.

Besides, I have to exercise myself for GRE or TPA (Tes Potensi Akademik) for scholastic talent as well. I must admit that I do have verbal problem ie. I hardly expose what I have in mind to others so they understand my idea and lack of vocab as well; as for numerical or mathematical logics and psychological test I could do it fine. The only problem I encountered on my seat during the previous test was I didn't have much time to complete all the questions. So what I could only did when the announcer remind us on how many time we have left is "lucky shot". This of course is not a wise decision but for some occasions it might be handy ... only if your luck changes, hehehe. But seriously ... I am struggling to earn my Ph.D abroad, Insya 4JJ1 I would get to SDSU this year or in even semester.

Anyway ....

We have serious transportation accidents recently; air, sea or land. I don't know wheter these are because of our ignorance or perhaps the authorities are not discipline to obey the regulations ... but this has to be done otherwise we're keep on like this for the rest of life. Are we satisfied so far or are we not ? Only individuals could answer that. But if somebody is asking me I would answer it as .....

no.

We have to keep on progressing for better life, let the past be as an evaluation. If our current state is the same as yesterday or even worse ... what we did so far was useless. Again, are we satisfied with current state ? Only individuals could answer that. But if somebody is asking me I would answer it as .....

no.

HELLOOO ?!?! WAKE UP !!!! Are we going to leave things as they are ? Or are we going to make things better for all of us ?

So let's get our heads up, pack everything we need, and move on !

--Dimas

Saturday, July 07, 2007

International Conference on r-ICT

Bismillah,

There will be another international conference held in ITB supported by STEI-ITB. Well, here's another chance for us to present our papers regarding our mission to support the government program ie. providing ICT either infrastructure, services, and support. The aim of this conference is obvious ... how can we as academicians have programs to broaden ICT access to rural areas.

This of course will not be easy. According to Prof. I Gede Raka from Industrial Engineering Dept. after giving a short lecture on cultural behavior in relation with technological presence; the acceptance of technological presence depends mostly on certain culture and community's perception. You can never be able introduce handphones --assuming cellular networks are available-- to people which have relatively low knowledge especially in rural areas --I'm sorry if you feel offended ... but this is just an example-- compared to others. Perhaps they would've considered handphones as new "God" that exists thereafter. Look .. this is not funny but it might be true in some places.

Now what we can offer to the government are just solutions, wheter that would be feasible or not it's another matter. The point is ... we could raise economical growth with the existance of ICT --according to ITU-T 1% growth of ICT penetration index will raise 3% of economical growth, although it is still doubtful but at least some cases have proven its truth--.

One of my labmate introduces a new concept of how expanding the coverage of 802.11b/g Wi-Fi via Mesh-infrastructure hybrid network. Another labmate introduces a concept of future ubiquitous agricultural information system while me myself introduce ubiquitous disaster recovery information system. As I mentioned earlier ... we have a cooperation with Strong Angel III sponsored by SDSU. All of our papers in International Conference on r-ICT are accepted, Alhamdulillah ....

Insya 4JJ1 ... we could at least add an additional solution from many solutions to solve the imbalance of ICT penetration in national scope. Hopefully, not only people could access internet easily without spending more cost for information and increment on wealth but also increasing national educational level as well.

Insya 4JJ1 ....

--Dimas

Wednesday, July 04, 2007

Ke Depannya ...

Bismillah,

Kembali ke bahasa Indonesia sekarang ...

Saya terus terang cukup sedih mendengar berita bahwa pada saat HARGANAS di Ambon beberapa waktu lalu cukup membuat kaget karena ternyata tarian perang yg seharusnya jadi penghibur RI-1 dan para tamu negara ternyata berbuntut masalah karena para pendukung RMS (Republik Maluku Selatan) yang jumlahnya puluhan dapat menyusup masuk bahkan dalam tarian tersebut mereka kibarkan bendera RMS. Masih mending kalau hanya bendera ... kalau bom bunuh diri bagaimana ? Bukan hanya RI-1 yang terancam namun juga para tamu negara tersebut. BIN jadi malah menuding pihak lain yg seharusnya bertanggung jawab. Entah siapa yg benar dan bertanggung jawab yang jelas hal tersebut cukup membuktikan bahwa gerakan separatis tersebut masih memiliki kekuatan yang cukup dan ini adalah pekerjaan rumah bagi kita semua bagaimana untuk menjaga keutuhan bangsa.

Fiuuuuh .... such a hard job isn't it ?

Oh anyway begini, beberapa waktu lalu saya ditawari untuk melanjutkan studi S3 dengan program sandwich antara ITB dengan SDSU (San Diego State University), jadi dalam 3-4 tahun riset ... 2 tahun di ITB kemudian setahun di sana dengan ijazah dari SDSU. Menarik sih ... topik yg diajukan saya memilih tentang ubiquitous health. Jadi intinya adalah bagaimana sistem informasi kesehatan dapat diakses oleh pihak berwajib dengan memanfaatkan segala teknologi informasi termasuk sistem yang konvensional seperti telepon dan pos.

Afiliasi dari ubiquitous information system ini salah satunya adalah dari "Strong Angel III". Sistem ini sebenarnya lebih sesuai kepada tanggapan keadaan bencana namun bencana dalam hal ini pun beragam sehingga perlu adanya penyesuaian lagi terhadap sistem yang akan diadopsi. Dan perlu diingat bahwa tidak semua solusi dapat diterima dan dijalankan di suatu daerah mengingat kondisi budaya dan pengetahuan yang berbeda dengan daerah dengan tingkat intelektualitas cukup tinggi.

Berbicara masalah kesehatan berarti erat kaitannya dengan penyebaran penyakit. Nah disaster-nya adalah mewabahnya penyakit tersebut. Identik dengan disaster alam, transportasi dll ... ubiquitous information system ini dapat pula dimanfaatkan dengan pertimbangan dan parameter yang berbeda. Secara umum mungkin sama namun pada penerapannya bisa jadi berbeda, semuanya tergantung dari situasi dan kondisi bencana di daerah bersangkutan.

Yang harus dipikirkan bukan permasalahan teknis secara umum .... tapi non-teknisnya itu lho. Permasalahan teknis di Indonesia khususnya hal tersebut masih dapat dipertimbangkan tapi aspek lain itu yg terkadang menghambat. Sekali lagi ... itu adalah pekerjaan rumah bagi kita bagiamana caranya agar kelancaran administrasi dan yang terpenting adalah finansial dapat lebih tertib.

Sekarang ini saya berpikir bagaimana teknologi khususnya teknologi informasi dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sehingga masyarakat secara umum meningkat pula kesejahteraannya. Insya 4JJ1 bermanfaat dan memberikan barokah bagi ummat, Amin ya Rabbal Alamin.

--Dimas

Labels: