Tuesday, December 26, 2006

Introspeksi Diri Menjelang Akhir Tahun ...

Bismillah,

Tahun 2006 akan segera berganti ...

Apakah kita dapat memperbaiki diri dari apa yang kita alami ...

Baik maupun buruknya keadaan yang terjadi tahun ini ...

Sedikit demi sedikit langkah semakin menjauhi ...

Apakah kita tidak peduli ...

Apakah langkah yang kita ambil sudah memberikan arti ...

Ataukah malah semakin jauh dari visi dan misi ...

Karena ulah kita sendiri semakin banyak orang yang tersakiti ...

Masihkah kita buta hati ...

Tahun depan kita tidak tau pasti apa yang akan terjadi ...

Dari tahun inilah kita hendaknya bercermin diri ...

Untuk menuju kemajuan yang memberikan kontribusi ...

Maka dari itu hendaklah kita berintrospeksi ...

--

Dalam tahun ini banyak sekali kejadian yang memberikan kita pelajaran baik yang kita sadari maupun tidak. Ada begitu banyak hal yang sudah kita lampaui terlepas dari sesuai atau tidaknya perencanaan yang kita canangkan. Namun, apakah kita akan sama dengan tahun kemarin ? Lebih baik ? Atau lebih buruk ?

Satu hal yang pasti adalah, setahun ini kita bisa belajar dari apa yang sudah lewat. Dengan demikian untuk masa depannya tahun ini dan sebelumnya bisa kita jadikan acuan sehingga kemajuan yang kita rencanakan dapat semakin berkembang.

Yah, kita berdo'a saja agar kemajuan yang kita mimpikan dapat terwujud. Tentunya hal ini bukan dengan jalan berpangkutangan menunggu keajaiban datang tapi kita harus ikhtiar untuk mencapai keadaan yang lebih baik ... Insya 4JJ1 dapat kita wujudkan, Amin ya Rabbal Alamin.

--Dimas

Saturday, December 23, 2006

Land-based Navigation

Bismillah,

Well last Thursday I went to Aeronautical Engr. Departement to discuss NAVAID I've talked about.

As a result of NGN (Next Generation Network) concept, we could combine just almost anything. Making this world even smaller. It's motto is anywhere, anyhow, anytime, anybody, anything. With newest technology for information and communication those will not be impossible for most cases --of course, unless you find a way how to deliver goods over network instantly i.e. teleporting :)--.

Related to NGN concept on this NAVAID idea, computer-based network is utilized to inform airmen on anything related to their tasks and responsibilities. My focus here is land-based navigation, further application would cover automated weather, ACARS, on-board internet browsing, etc. At first I thought a 9,6 kbps wireless channel is adequate for aircraft position updates, but it is a term of text only. It is possible ... deliver position updates via airwave to ground station. This ground station will give corrections to the designated aircraft. I'm thinking wheter aircraft has such IP address in form of IPv4 or IPv6 to communicate.

Our discussion was temporarily suspended, but this will continue later.

The main obstacle in this navigation is how ground station corrects aircraft position. GPS gives high accuracy positioning, and Mr. Toto informed me that starting in 2005 in the US all land-based navigation (VOR,DME,NDB) will be phased out and replaced by satellite navigation --GPS--. Unfortunately ... GPS has not been used to guide aircraft down to earth.

Some engineers had developed tunnel-in-the-sky GPS based. Its purpose is to guide airmen bring their aircrafts landing safely. This is very useful for aircraft which is flying under severe weather or for novice pilots. But again ... GPS based. Terrestrial navigation is now being left as a sweet memory of previous navigation before human discover more accurate positioning. Now this is a hard challenge ... but I do believe this will lead to progress in the future. It is possible if navigation & positioning is done through computation, though.

Another thing that should be put into consideration is regulations. No matter how smart these development is built without regulation it all scrapped. FAA/CAA/ICAO regulations has to be followed otherwise human/system will not be considered as safe for flight. But that's another matter ...

Will this concept acceptable for aeronautical flight ? The truth is out there somewhere ...

--Dimas

Tuesday, December 19, 2006

Maaf ya, pak ?

Bismillah,

Siang tadi merupakan salah satu siang yang tidak akan saya lupakan seumur hidup ...

Saat itu saya sedang bergegas menuju lab dengan tugas seperti biasa; menyelesaikan proposal riset dan editing video. Saat itu saya mungkin tidak menyangka akan terjadi sesuatu yang sangat berharga seumur2 saya, yah namanya takhdir siapa yang bisa menerka bukan ?

Ceritanya begini, seperti biasa saya memarkirkan mobil di parkiran mobil jalan Gelap Nyawang yang paralel dengan jalan Ganesha yang semakin sesak dengan mobil2 berbagai jenis ditambah lagi burung koak yang BAB di sepanjang jalan nama salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu tersebut. Memang, jaman dulu itu sangatlah mudah untuk mencari tempat parkir yang disediakan kampus; parkiran Albar, Altim, dan Pool bus. Nah, itu dulu ...

Sekarang, memarkir kendaraan di kampus adalah hal yang sangat susah terlebih > jam 9 pagi. Wah, sudah kayak motor show aja, tapi awas ... sekali ketahuan ngoprek2 kendaraan orang bisa2 nanti masuk koran Lampu Merah lho he3x. Pokoknya jaman sekarang dengan jaman saya S1 dulu sangat beda sekali.

Kembali ke masalah cerita di awal tadi, setelah saya memarkirkan mobil di depan parkiran kios2 makanan tak berapa lama kemudian bapak penjaga parkiran datang --sengaja saya tidak menggunakan bahasa umum panggilan profesi ini karena nanti saya beri tahu--. Yah seperti biasa menagih tarif parkir, terus saya mengambil uang tersebut dari kantung baju saya dan saya berikan ke beliau. Alas, uang tersebut jatuh karena terburu2 saya memberinya.

Viewers dapat menebak apa yang terjadi setelahnya ... sedikit keributan skala kecil terjadi.

Detailnya coba visualisasikan sendiri, soalnya bagi saya karena masalah tersebut sudah berakhir jadinya mau saya ceritakan jadi enggan. Nah, setelah tensi mulai mereda --benar, jangan lawan api dengan bensin ... tapi lawan dengan air-- akhirnya saya mulai mengajak beliau berdialog, bukan sekedar omongan saja namun juga untuk mencairkan suasana. Yah, memang kalau salah satu merasa bersalah ya akui itu salah dan berbuatlah untuk memperbaiki kesalahan itu, bukan justru berkeras untuk mempertahankan argumen kebenaran yang subjektif.

Memang saya mengakui kesalahan terjatuh tersebut karena tergesa2 selain karena ingin cepat sampai berhubung hari mau hujan saat itu. Namun, beliau menceritakan bahwa pekerjaannya itu termasuk berat. Hal ini menyangkut keselamatan mobil tersebut; kalau ada yang hilang selain mereka disalahkan oleh si pemiliknya juga oleh penyedia jasa layanan, dan kita bisa bayangkan sulitnya berada pada sisi mereka. Underpaid, ditekan sana sini, dan work overtime pula, belum lagi permasalahan di RT mereka sendiri. Pokoknya mungkin kita sendiri tidak kuat untuk berada di posisi tersebut oleh karena itu adalah kurang bijak kalau kita menjustifikasi buruk dan menyudutkan mereka. Tapi, kadang mereka tidak pula bisa dibenarkan atas praktek penetapan tarif yang semena2. Beliau juga sempat menceritakan kehilangan sebuah mobil Honda Jazz di Jl Ganesha kemudian yang jadi martir ya mereka2 itu.

Saya menjadi kaget sendiri,

Ternyata keadaan tersebut malah berbalik dari antipati menjadi simpati. Saya tersadarkan bahwa di dunia ini memang tidak sama dan ketidaksamaan itu bukan syarat untuk menjatuhkan orang lain dan tidak sekali2 untuk itu. Tapi dari sanalah seharusnya lahir toleransi dan kerjasama, tentunya dengan mengabaikan status sosial karena status sosial itu amanah bukan kekuatan untuk menindas.

Pada akhirnya saya menyadari bahwa memang ini adalah teguran dari 4JJ1 SWT jangan sekali2 mempertaruhkan status sosial dalam lingkungan di sekitar kita. Karena, mungkin dari situlah awal bencana besar terjadi. Saya bersyukur pada-Nya bahwa teguran ini mengingatkan saya bahwa kalau seandainya kejadian ini terjadi di kawasan dimana para penjaga parkirnya bukan orang yang bersahabat bisa jadi ceritanya jadi lain. Dan juga ini adalah pelajaran yang sangat berarti bagaimana kita sebaiknya bersikap kepada orang yang tidak hanya lebih tua namun juga mungkin status sosial dan pendidikan yang tidak setara.

Subhanallah, saya yang malam sebelumnya mendapat keputusan yang begitu menyakitkan saya dari seseorang dan berkenan untuk bertaubat ternyata 4JJ1 SWT menunjukkan kuasa-Nya kepada saya untuk tidak berlaku yang tidak seharusnya.

Ya 4JJ1, sungguh Engkau Maha Berkuasa atas sesuatu.

La haula walaquwata illabillah ...

--Dimas

Sunday, December 17, 2006

So Little Time So Much To Do

Bismillah,

Well here again in English version ...

I've planned to contact Dr.Ir. Toto Indriyanto from Aeronautical Engineering in ITB who is mastered in navigation aid or NAVAID. But recently I cannot do so because I've been so busy with e-learning animation editing. Insya 4JJ1 next week I'll go as planned. My plan is to discuss about what I had in mind about the idea I talked about in my previous post.

Deadlines ... that's what scares everyone,

In WiNNER lab where we formulated a new concept of online subjects, deadline was also haunted all of us. Within 2 days we had to finish all subject modules whereas we had completed 4 modules out of 13 so there will be another 9 to go. We had to rush it otherwise we'll get our penalty. But one thing for sure about deadlines is ... if we are cornered by all means, brilliant and new ideas will emerge to solve the mystery. Although this is a good option for troubleshooting expertising, for most cases this isn't an appropriate approach.

I do admire Mr. Yusep's idea on how he formulated a semi-interactive online tutorial regarding e-learning concept. While he was in the US for BREW training, he was informed from ITB e-learning team to develop online tutorial students could download and learn from his lecture. So after he came back he organised WiNNERs --including me-- to do that task. Took about 3-4 weeks for us to finish 4 modules, the reason why we completed 4 modules within weeks is because online tutorial editing is new to us. We are not multimedia experts who could do such tasks just in short time, but we had to force ourself into it. So what we did were to find a good concept either manpower or workhour table, wasn't an easy job for novices.

The first meeting of e-learning concepts from all involved groups described the layout, softwares that involved, and the obstacles faced. All groups have their own ways and challenges. Surprisingly other teams were shocked when they noticed a clip of movie about our work, not meaning to be cocky but that's what we all heard. Following meetings were to discuss progresses by each teams.

In conclusion to this posting, we had so little time so much to do. But since we have already found the working pattern and tasks for each man we'll run smooth. O yes, one important issue regarding the success is a solid teamwork where each individuals know what to do and how to finish.

--Dimas

Saturday, December 16, 2006

PR alias Pekerjaan Rumah

Bismillah,

Sebenarnya pada jaman dulu saya --errr ... bukan jaman batu lho ya-- membuat PR atau pekerjaan rumah bukanlah hal yang menyenangkan malah membosankan dan membuat mumet kepala.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu saya mulai sadar bahwa PR bukan saja melatih kita untuk berpikir kritis tapi juga melatih otak kita untuk troubleshoot permasalahan yang diberikan ke kita. Dampaknya adalah, kalau kita menghadapi persoalan yang sama persis maka kita tinggal menyesuaikan saja. Beda halnya dengan orang yang sama sekali tidak mengerjakan atau lebih parah lagi, plagiarisme atau contek mencontek. Memang saya dulu sering mencontek PR teman pas SMP --Ssstt...-- tapi akhirnya saya terkena remorse tinggal kelas pas kelas 1 SMP. Yaaah, apa yang kita hadapi dalam hidup memang banyak hikmahnya.

Sejak itu saya mulai mengerjakan PR sendiri. Malas ? malas ... tapi setelah saya paksakan diri saya sendiri maka apa yang tadinya susah malah menjadi mudah. So ini juga buat pelajaran yang lain bahwa mengerjakan PR banyak manfaatnya apalagi kalau dikerjakan sendiri. Tidak mengerti ya bertanya, ada pepatah malu bertanya sesat di jalan.

Oke .. ada 2 teman saya yang memberikan saya PR yaitu Drg. Deasy Rosalina dan Utami Pinjung Sari yah, inilah hasil yang saya kerjakan:

Lima alasan ngeblog:
  1. Untuk mencurahkan segala isi pikiran saya, baik dari apa yang saya lihat maupun apa yang saya alami. Dengan demikian dari situ saya bisa berbagi dan siapa tau memberikan syafa'at dan hikmah bagi yang lain. Yang penting adalah membuka silaturahim kepada yang lain, dengan demikian maka rizqi 4JJ1 seiring dengan itu.
  2. Mengasah kemampuan saya untuk menulis secara deskriptif. Dulu saya susah sekali untuk membuat tulisan deskriptif dan ekspositif, nah dengan menulis ini saya berharap kemampuan itu tertajamkan sehingga untuk kedepannya saya bisa memaparkan apa yang saya harus paparkan. Termasuk dalam forum ilmiah.
  3. Menukarkan ilmu baru, yaitu kalau saya mendapatkan ilmu baru saya ingin berbagi dan kalau bisa bertukar sehingga selain developing diri saya sendiri juga bagi orang lain. Kalau ada yang salah bisa diralat. Selain itu juga untuk memberikan gambaran baru mengenai teknologi dan ide2 lain yang dapat membangun. Salah satu parameter kesejahteraan bangsa adalah dengan dikuasainya IPTEK. Jadi, kalau ada ide2 baru minimal ada yang bisa mendongkrak sedikit indeks itu, Insya 4JJ1 konsisten dengan ini.
  4. Curhat. Yah, siapa sih yang tidak pernah mengalami masalah ya kan ? Dengan blog saya bisa mencurahkan apa yang masih terganjal dalam diri sendiri. Diawali dengan putusnya hubungan kasih saya dengan seseorang di sana --bahkan she treat you like shit kata beberapa teman saya-- sampai dengan masalah lain yang masih ada dalam hati saya seperti kejadian yang membuat saya trenyuh, kagum, bangga, dll.
  5. Bercerita dari sejarah. Seperti yang mungkin viewers melihat di posting saya yaitu kisah sejarah entah perang, peralatan militer --yah, saya MENWA sih jadi suka sama yang begituan, hehehehe...--, tokoh sejarah atau yang lainnya.

Lima tipe Blog yang disukai:
  1. Blog yang berisi sesuatu yang bermanfaat seperti tulisan2 ilmiah, puisi, inovasi, dan beasiswa/lowongan kerja.
  2. Blog yang edukatif dan objektif.
  3. Blog yang berisi nilai2 Islamiyah, seperti kutipan Al Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, maupun kaitan antara ilmu pengetahuan dengan Al Qur'an --FYI, Al Qur'an mengandung banyak sekali ilmu pengetahuan seperti asal usul kejadian manusia, alam semesta, sains, engineering, sosial, dll--.
  4. Blog yang mengandung unsur keprihatinan sosial.
  5. Dan yang terakhir adalah ... Blog yang templatenya bagus2 :D.

Lima Blog yang sering dikunjungi
  1. Blog yang memberikan PR ini :).
  2. Blog temen2 di shoutbox dan di list temen2 saya
  3. Blog pak Dr. Budi Rahardjo dan Ir. Rinaldi Munir, MT.
  4. Blog dari temen2 BlogFam n Friendster.
  5. Blog yang memberikan saya kehangatan hati --Hmmmm .... seandainya saya ...---

Yah akhirnya PR ini diselesaikan. Maaf overdue karena semakin banyak kerjaan saya nih ngedit2 slide kuliah C++ yang sedianya akan dipost di kuliah online ITB.

--Dimas

Sunday, December 10, 2006

Masalah bahasa

Bismillah,

Yah pada akhirnya saya sudah selesai mempresentasikan paper saya yang berjudul "Rural-NGN Testbed Wireless Channel Capacity" yang berlangsung pada tanggal 8-9 Desember kemaren. Saat itu sesi saya pada hari kedua final session. Begitulah kira2 ...

Presentasinya bahasa Inggris --jelas lha wong namanya juga konferensi internasional :D-- jadi saya sedikit mengalami kendala baik dalam menerjemahkan ke bahasa Inggris maupun menyampaikan isi presentasi saya; jadi sedikit berpikir 2x gitu ... multitasking lah istilah bahasa IT-nya; di satu sisi menyampaikan isi presentasi lain sisi menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Di sana dipaparkan mengenai ide, riset, dan terobosan baru dalam TIK --istilah TIK ini saya rasa pernah diutarakan jadi saya berpikir ... bagi yang belum tau ini adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi--. Pembicaranya pun dari beragam negara seperti Iran, Jepang, Thailand, Arab Saudi, Malaysia, dan sudah jelas Indonesia sendiri.

Saya sendiri sebenarnya masih memiliki keterbatasan dalam berbahasa asing secara verbal, karena ya itu tadi ... multitasking.

Namun, perlu diingat bahwa penguasaan bahasa asing merupakan salah satu parameter dari sekian banyak parameter yang menentukan maju tidaknya sebuah bangsa. Dengan penguasaan bahasa asing bukan saja kita mendapat rekan2 baru namun juga kita dapat berkomunikasi untuk menyampaikan berbagai hal yang positif --yang negatif tidak usah saya masukkan deh :)--.

Bukti bahwa dengan bahasa kita dapat berkontribusi dalam kemajuan bangsa adalah, misalnya dalam perdagangan. Mungkin ada orang yang sangat piawai dalam hal tersebut namun karena keterbatasan penguasaan bahasa, bisa jadi dia bingung tidak bisa menyampaikan ide yang pada akhirnya mungkin tender berpindah tangan ke orang lain misalnya. Contoh lain adalah, dalam komunikasi pada forum ilmiah, kalau tidak bisa menyampaikan gagasan secara langsung tanpa penerjemah ke penonton lain atau juri atau khayalak ilmiah bisa jadi dia terkucilkan yang berakibat penilaian buruk atas orang asing terhadap suatu bangsa.

Tentunya hal ini perlu didukung oleh penguasaan ilmu yang kita tekuni juga. Jangan sampai kita berbicara A namun pas ditanya kita jawab B,C,D ... dst. Lho yo ora nyambung, ngono lho.

Entschuldigung ... sprechen sie Deutsch ? Jawohl ... --lha kepiye toh ? aku iki wong Jowo laga'e iso ngomong niku-- hehehehe.


--Dimas

Thursday, December 07, 2006

All Hands Battle Stations .. !!



December 7th 1941 ... 0753 AM,

US Navy sailors, officers, and other servicemen were on their daily ceremony on board of US battleships. They didn't expect and never would've thought that soon their naval base would turn into blazing inferno with enourmous casualties.

It was a surprise attack launched by the IJN with its aircraft attacking US battleships. Actually their primary target was US aircraft carriers but they found out none of anchored carriers present. The IJN carriers were Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Soryu, and Zuikaku. They had 441 aircrafts on board --350 took part on Pearl Harbor's attack--, 29 were lost ... 9 on the 1st wave and 20 other on the 2nd wave, another 74 were damaged. The IJN aircrafts involved were A6M Zero, torpedo bomber B5N Kate, and dive bombers D3A Val. The task force was formed of 1st Air Fleet, 17th Destroyer Division, 18th Destroyer Division, 3rd Battleship Division, 8th Cruiser Division, 2nd Submarine Division, 1st Supply Unit, and 2nd Supply Unit. Departed from Hitokappu Bay in Kuril Islands on November 26th 1941 under strict radio silence. This fleet was comannded by Admiral Chuichi Nagumo. The way to use 3 waves of attack was granted by Fleet Admiral Isoroku Yamamoto.

IJN flight leader was lead by Lieutenant-Commander Mitsuo Fuchida, which had tested and compared the new A6M Zero to GBR Spitfire and German Messerschmidt. They departed from IJN carriers at dawn when most US servicemen were still at rest.

Actually, Opana Point Radar --SCR-270 type-- catched up a large number of blips indicating approaching aircrafts. Although the Radarmen reported an incoming aircraft in large numbers they never experienced, the watch officer assumed pending, and scheduled flight of 6 USAAF B-17 Flying Fortress from the way they bound; since the Radarmen only sought first element of the flight. They also managed to shot down US planes in the vicinity and en route to Pearl Harbor. A total of 350 aircrafts flown headed to Pearl. The attack was formed as 2 waves; 1st wave consist of 183 torpedo bombers followed by 170 dive bombers.

The torpedo bombers concentrated on sinking their primary target ... US battleships, and dive bombers on Hickam Field, and Wheeler Field. 2nd wave attack on Bellows Field and Ford Island.

While the US servicemen was still on their ceremony, they saw low-flying aircrafts with a maneuver that attracted Admiral Patrick Bellinger --a commanding Navy air patrol squadron-- after one of them dropped bombs he soon realised they're infiltrated. So he rushed to base and sent message to entire Naval base ... "Air Raid Pearl Harbor. This is not a drill". US military personnels rushed to man their guns and attack incoming enemy aircrafts while air raid siren wailing to warn all of them that Pearl is under attack.

On board of USS Arizona, Rear Admiral Isaac C. Kid, and Captain Franklin Van Valkenburgh as her commander climbed onto bridge and direct fire on her attackers. But alas, both of them were killed when her forward ammunition compartment was exploded causing severe damage. Later she rolled right and sank afterward ... burying hundreds of her crew. Captain Mervyn Bennion, commander of USS West Virginia led his men to fight until he was killed by sharpnel from USS Tennessee fragments which moored alongside caused by IJN bombers. USS California was nearly sunk after took direct hit from 2 torpedoes and her sailors might have kept her float but later ordered to abandon. USS Oklahoma was hit by 4 torpedoes and caused her to capsize. USS Maryland was somewhat lucky, she took hit by 2 40 cm naval gun shell but none of it caused serious damage.

On land, there were 188 aircraft destroyed, 155 of those were attacked on ground. Most of them were parked wingtip to wingtip causing it very difficult to exit.

The attack lasted for 19 minutes, and US casualties were around 2,403 --half of it came from USS Arizona which now lies beneath a floating memorial park-- Her sunk was due to a modified 40 cm naval gun shell dropped from IJN bombers causing her forward ammunition compartment to explode.