Thursday, January 26, 2006

Akhir semester III

Akhirnya semester III berakhir ..., fiuuuuuh

Pada awalnya memang saya gak menargetkan yang terlalu lebih karena memang saya pada semester III itu banyak pikiran, hehehehehe.

Bukannya sok sibuk tapi yg ada saat itu adalah campur aduk antara tesis, proyek, rencana S3, romance --aaah .. this thing really sux--, seminar nasional, dll. Jadi kalo dibilang prediksi prestasi akan turun ya bolehlah.

Tetapi ...

Alhamdulillah, apa yg saya prediksikan ternyata terbalik :) nilai saya bagus2 untuk semester ini sehingga semakin PeDe dan memantapkan niat untuk lanjut ke jenjang doktoral :D. Pernah pak Yusep nawarin link ke UniS atau University of Surrey di bidang wireless / satellite. Terus terang aja ini tawaran yang bukan main bagi saya setidaknya karena ya mungkin inilah jalan yang ditunjukkan oleh 4JJ1 ke saya sebagai jalan hidup. Lagipula, di UniS bidang satellite dan wireless merupakan bidang yang sangat terkenal di Eropa.

Jadi inget lirik lagu ride on time dari Tatsuro Yamashita yang kemudian jadi soundtrack film drama seri Good Luck !! isinya dalam bahasa Inggris:

Close my eyes and I am close to you
I can concentrate on the view of the blue horizon
Passing through waves of time, past and present

Now I can see all my dreams from the sweet beginnings
There are scenes of a world that spinning new
All for love, all for us, we can find it

Ride on time, we can last forever
Flying high living it together
Endlessly, hold me closer in your arms
We’ll ride on time, love is overflowing
Swear that I’m gonna keep it going
Fly with me, love will let us ride on time

Don’t you see how my heart has turned around
My life was slowly going down it took you to lift it up
And my heart is the gift I’ll deliver

Now cause my love is not in doubt and I feel it
>From the inside out I can see the future shine
Bright with you in your arms, I can feel it

Ride on time, morning light is breaking
See it shine, time is for the taking
Make the climb, my soul is reaching for the stars
Ride on time, let’s not lose the moment
So alive, and I know you know it
Fly with me, love will let us ride on time

Don’t forget to bring it home
To my heart, let it shine bright forever

* Ride on time, we can last forever
You and I, living it together
Fly with me, love will let us ride on time

Inti dari lagu ini sebenarnya menyangkut masalah asmara --aaaahh ... not again !!-- tapi esensinya adalah jangan mudah putus asa dalam meraih apa yg sudah di depan mata. Jadi menyongsong hari esok dengan semangat, dan jangan menyia2kan kesempatan.

Sehubungan dengan hal tadi, sepertinya 4JJ1 sudah membuka jalan saya untuk meraih apa yang saya pinta kepada 4JJ1 sang Khaliq.

Ya 4JJ1 .. apabila ini adalah jalan yang Engkau kehendaki kepada hamba maka mudahkanlah jalan tersebut bagi hamba, ya 4JJ1 ... Amin ya Rabbal Alamin.

--
Dimas

Tuesday, January 03, 2006

Grave of the Fireflies

Satu lagi yang membuat saya merenungi atas kehidupan yang kejam adalah film ini. Judul asli film ini adalah Hotaru no Haka. Mengisahkan 2 orang kakak beradik yang harus survive dalam kejamnya dunia pada PD II, dan berakhir duka.

Walau film ini adalah film animasi, tapi tetap aja membuat hati saya miris atas apa yang mereka (Setsuko dengan Seita). Bapak mereka adalah perwira AL Jepang yang sedang berdinas, sedangkan ibu mereka adalah ibu rumah tangga biasa. Kisahnya berlatar pada akhir PD II dimana Jepang tidak lagi memiliki kekuatan seperti pada awal perang, air defense mereka tidak dapat menandingi kekuatan pasukan sekutu. Dan setelah kota mereka porak poranda oleh serangan udara sekutu, mereka harus menjalani kehidupan yang keras .. dan tidak terkecuali kekerasan moril yang dilakukan oleh sanak saudara mereka sendiri.

Saat itu satu-dua sortie bomber B-29 sekutu terbang diatas kota mereka dan menjatuhkan flame bomb --biasanya bom berukuran besar namun flame bomb ini adalah bom yang dijatuhkan dalam keadaan terbakar dan jumlahnya banyak-- memang, kalau dilihat sepintas senjata ini less-lethal tapi bayangkan kalau yang dijatuhkan dalam jumlah yang besar tiap pembom. Dapat dibayangkan betapa seramnya keadaan kota itu, dan kebetulan sebagian besar perumahan Jepang terbuat dari kayu yang mudah terbakar.

Seita dan Setsuko menyadari bahwa ada serangan udara besar2-an berdasarkan sirene yang dibunyikan. Mereka menyembunyikan logistik mereka di pekarangan rumah sedangkan yang lain bersembunyi dalam parit2 perlindungan. Hal yang menyedihkan adalah tatkala setelah serangan udara mereka melihat kota mereka rata dengan tanah ... persis seperti NAD terkena Tsunami. Mengerikan memang, terutama melihat keadaan rumah kita sendiri. Yang paling menyedihkan lagi, ibunda tersayang mereka ternyata dalam kondisi luka parah dan akhirnya meninggal dunia ... saat itu mereka tidak punya keluarga yang menghiasi rumah tangga, ayah mereka berdinas di luar dan entah kapan pulang. Satu-satunya harapan mereka untuk menopang hidup adalah dengan Tante mereka.

Tapi cerita belum berakhir di situ ...

Saat-saat awal mereka tinggal bersama mereka memang seperti biasa, namun lama kelamaan keluarga Tantenya merasa risih ada risih ada orang asing tinggal bersama mereka.

Terlalu panjang dan sedih untuk diceritakan, sehingga saya potong beberapa bagian saja.

Intinya .. bersama mereka tidak begitu menggembirakan. Akhirnya toh mereka terpaksa meninggalkan Tante mereka dengan alasan tidak kuat dengan teror moril mereka terhadap Setsuko dan Seita. Akhir kata mereka terpaksa hidup dengan kondisi yang sangat minim, makan aja sulit apalagi tinggal dan hidup layaknya orang biasa. Toh mereka masih merasakan bahagia dalam kesulitan, tapi yang namanya kebutuhan primer tak mungkin tidak bisa ditolerir. Bahagia secara moril belum tentu bahagia sepenuhnya.

Menjalani hidup dengan sulit pangan memang permasalahan yang bukan sepele, hidup bisa dipertaruhkan di situ. Survival yang diperuntukkan untuk darurat tidak mungkin bisa untuk kehidupan normal dalam kondisi biasa.

Akhir cerita Setsuko sakit diare parah karena lingkungan yang tidak higienis. Seita pun terpaksa berusaha keras agar adiknya bisa sehat .. namun ya namanya abis perang dan krisis pangan, segenggam nasi aja orang bisa bunuh2-an. Hari demi hari waktu demi waktu akhirnya Seita pun dapat membeli pangan dari uang simpanan orang tua mereka. Setsuko sudah tidak tertolong lagi, akhirnya meninggal dunia. Seita pun mengremasi sendiri adiknya, dan abunya disimpan di dalam kaleng permen kesukaan adiknya setelah itu pergi ke kota ... dan tidak pernah kembali lagi.

Seita pun meninggal di stasiun kereta api, sementara orang2 sekitar sepertinya tidak begitu peduli dengan kondisi mental dan fisik yang dia alami bahkan cenderung menganggap orang gila. Akhirnya pun, Seita meninggal dalam keadaan yang menyedihkan ...

Kadang saya berpikir sendiri ... entah di kamar, di WiNNER tempat saya nulis topik ini sekarang, di mobil ; kenapa ada yang mengalami nasih seperti mereka ? Apakah patut mereka diperlakukan seperti binatang yang gak ada aturan dalam hidup ? Kenapa kadang kita tidak peduli dengan orang yang membutuhkan bantuan di lingkungan sekitar kita ?

Saat saya nyetir mobil melihat kiri kanan ada orang yang sepertinya Setsuko dan Seita saya jadi prihatin sendiri ... bukannya saya tidak mau menolong ya ? tapi saya sendiri sebenarnya cukup kewalahan dengan masalah saya sendiri. Bagaimana bisa kita menolong orang lain secara maksimal kalo kita sendiri gak bisa ngatasin diri sendiri ? Ada bagusnya memang menolong tanpa pamrih tapi sampai saat ini pun saya masih dalam tahap pembelajaran ... Insya 4JJ1 saya bisa suatu saat, Insya 4JJ1.

Melihat --maaf ya-- orang hilang akal di jalanan pun saya kadang jadi sedih sendiri, sebagian orang mungkin memandang jijik bahkan cenderung beranggapan bahwa orang seperti itu sudah bukan manusia lagi. Tapi kalo kita tilik lagi lebih jauh .... saya rasa mungkin mereka itu seperti itu karena kondisi, bukan karena memang mereka terlahir seperti itu, kalo pun ada yaaa .. wallahu alam.

Ada beberapa hal yang saya bisa ambil dari film tadi saya ceritakan sedikit

Perang tidak membawa sesuatu selain kebencian ....

Perang menghilangkan harta, keluarga, dan cinta kasih antar umat manusia ....

Perang membuat kita kehilangan nyawa kita ....

Jadi saya merenung kembali, kenapa orang harus saling membenci satu sama lain kalau kita memang diciptakan berbeda2 agar kita saling mengenal satu sama lain ? Bukankah lebih baik apabila kita hidup berdampingan dan saling bekerja sama untuk membuat kehidupan ini lebih baik lagi ? yah Insya 4JJ1 kita bisa mewujudkan hal tadi ... Insya 4JJ1.