Final Moments ....
Assalamu'alaikum wr wb,
Bismillah,
Ada beberapa hal yang bagi saya pribadi sangat menyentuh di bulan penuh barakah Ramadhan 1429 H kali ini. Dimulai dari hal yang mungkin kecil namun berdampak sangat besar dan berpengaruh pada kelangsungan hidup saya mulai sekarang.
Oke, jadi begini ceritanya ...
Pada hari Selasa tanggal 9 September 2009 saya dengan rekan sekerja saya yang dulu juga rekan satu lab WiNNER --singkatannya sudah pada tau kalau mengikuti blog saya dari awal, hehehe--, Halga Tamici, MT ditugaskan oleh atasan kami yang juga mantan dosen kami yaitu bapak Yusep Rosmansyah, Ph.D untuk memberikan materi kepada para insinyur NOC (Network Operation Center) Bakrie Telecom atau yang lebih dikenal dengan Esia dan bertempat di Wisma Bakrie I jalan Rasuna Said, Jakarta. Kami datang berdua itu tanpa dibimbing oleh atasan kami sehingga kepercayaan untuk memberikan materi tersebut murni dari kami sesuai dengan expertise kami masing2. Saat itu Halga memaparkan mengenai aplikasi mobile sedangkan saya memaparkan dari segi level di bawahnya tepatnya network operation & database synchronization.
Pemaparan tersebut dimulai dari jam 10 pagi, kemudian ada jeda untuk shalat Zuhur dan Asar dan ditutup pada berbuka shaum bersama dengan para insinyur NOC-BTEL tadi.
Pemaparan pertama yaitu aplikasi mobile ... well, it ran well with so enthusiastic attention dari para insiyur tadi, sementara itu saya sibuk mengurus secara remote kedua server kami yang tepatnya berada di NOC BTEL Wisma Bakrie II, karena saat itu kabar terakhir database dari kedua server yang berfungsi sebagai Master-Slave tidak sinkron sebagaimana yang diharapkan. Akhirnya, saya terpaksa troubleshoot sendiri bagaimana menyelesaikan masalah sinkronisasi tersebut. Secara teknis, fungsi kedua server tersebut adalah application+database server dan dirancang secara Active-Standby. Artinya, apabila server induk mati karena alasan tertentu, maka server cadangan yang ambil alih; begitu pula sebaliknya.
Saat paparan dari Halga berlangsung, saya cukup distracted dengan kedua server yang saat itu konfigurasinya cukup berantakan. Database yang tidak sinkron menimbulkan polemik apa dan siapa yang salah, hal ini tentunya akan berakibat fatal karena discrepancy itu akan merusak informasi yang ada dan akan diolah kemudian oleh customer service, kalau tidak sama datanya bagaimana mungkin mereka akan percaya dengan data ini. Intinya adalah ... kesibukan saya cukup menyita waktu dan pikiran saya untuk memecahkan kotak pandora tempat informasi tersebut disajikan.
Prolog dari masalah teknis di server sudah saya pecahkan; ternyata username pada master yang digunakan oleh slave tidak mendapat privilege yang cukup sehingga ada beberapa fungsi yang tidak jalan, dan fungsi ini terkait dengan replikasi data. Tapi ada lagi masalah yang belum terpecahkan sedangkan waktu berjalan terus ....
Jam demi jam ... detik demi detik, saya mulai kehabisan waktu dan pikiran saya sempat tersita dan terkotak pada suatu masalah yang sebenarnya sederhana namun saat itu belum terpikir oleh saya bagaimana solusinya. Sementara Halga sudah mulai habis materinya. Sempat saya bergumam sendiri --tidak terdengar oleh para insinyur tadi, sssssttt .... -- "c'mon 'Ga ... give me time, give me extra time so I could finish this wacky config." Tapi masalah belum terpecahkan ...
Menjelang shalat Asar masalah belum terpecahkan dengan baik sungguhpun ada fungsi yang sudah jalan, namun fungsi itu bukan yang utama. Saya mulai desperate, dan saya berpikir .... "Okelah, walau nantinya masalah belum juga diselesaikan saya akan berkata apa adanya mengenai replikasi server ini. Pahit manisnya saya terima dengan lapang dada. Insya Allah nanti akan jalan keluar, tapi saya usahakan semaksimal mungkin."
Akhirnya shalat Asar pun tiba saya dan Halga kemudian ijin untuk turun ke mushala yang terletak di basement. Dalam perjalanan ini saya diskusi dengan Halga bagaimana solusi dari replikasi ini, namun belum juga ada tanda-tanda ke arah solusi jitu ke permasalahan. Ya akhirnya kami shalat Asar di mushala tersebut dan kembali ke ruangan atas, saya melihat para insinyur sudah duduk di kursi siap untuk mendengarkan paparan tentang aplikasi mobile yang tinggal sisa-sisanya. Sementara replikasi database belum juga selesai ....
Sementara Halga memaparkan aplikasi mobile saya mulai kehabisan waktu, sehingga saya sudah siap dengan hasil apa adanya tadi ... ya mau bagaimana lagi toh keadaaanya begitu. But I won't give up fighting !!
Saya runut kembali permasalahan yang muncul dengan solusinya. Sekilas dari konfigurasi database tidak menunjukkan anomali apapun, tapi saya tidak percaya masalah tersebut di luar konfigurasi database tersebut. Saya mulai merunut dari awal sampai akhir baris dari konfigurasi database tadi, bolak-balik saya melihat kembali dan memikirkan kira-kira apa dan terletak di mana solusi tadi.
Secara tak sengaja saya menjadi teringat pada petuah orang tua saya, Ir. Onang Mertoyono mengenai bagaimana cara bertindak taktis dan strategis dalam menyelesaikan masalah di bidang engineering. Salah satu metodenya adalah "sort-out" yaitu salah satu uraian masalah yang terkait dengan permasalahan menjadi titik perhatian, bukan kemudian bias dan menuju divergensi instead of konvergensi, masalah yang sudah terselesaikan dicoret karena sudah beres. Setelah titik perhatian didapat kemudian ditilik apa saja variabel yang terkait dengan permasalahan tersebut. Kemudian dari variabel tersebut ada titik dimana pusat permasalahannya adalah itu. Kalau saya perhatikan metode ini mirip dengan Bayesian Search Theory. Selain itu saya juga teringat oleh perkataan rekan saya Zulham, ST yang juga sesama rekan di WiNNER yang katanya kurang lebih .... "Thinking out of the box" Padahal waktu saya sudah kurang dari 30 menit dan counting down fast.
Jadi dengan metode "Sangkuriang instan" saya telusuri lagi. Kembali saya bergumam "Ya Allah ... I only have very limited time, please give me the hints of this problem! Ya Allah ... 'gimana caranya ini ya. C'mon 'Ga ... c'mon 'Ga ... c'mon 'Ga ... give me another additional time, please!"
Tapi tiba-tiba saya terpantik .... "Gimana kalo variabel ini yang saya ubah ya" walau dengan metode "sort-out" tadi saya sebenarnya sudah tau masalahnya ada di mana tapi persisnya ???
Ya sudah, akhirnya saya ubah variabelnya dan saya lihat status dari slave ... oke, sudah ada pertanda baik yaitu: Waiting Master To Send Event. Namun demikian, saya masih belum sepenuhnya percaya karena database ini sudah tidak sinkron secara jauh sehingga saya perlu impor database dari master kemudian saya jalankan replikasinya; LOAD DATA FROM MASTER.
Ternyataaaaaaaa ................................................
ALHAMDULILLAHIRABBIL ALAMIN !!!!!!!!!!!
Replikasi data berjalan dengan baik sementara saya tinggal punya waktu +/- 3 menit sebelum Halga selesai memaparkan aplikasi mobile. Ya bisa dibilang injury time sih, cuma karena sekarang database sudah tereplikasi dengan baik saya akhirnya bisa bernafas lega ... fiuuuuuh !!
Setelah itu saya sudah cukup percaya diri untuk memaparkan bagian saya. Dan Alhamdulillah berjalan lancar dan baik, hal ini diakhiri dengan buka shaum bersama oleh para insinyur NOC-BTEL, hehehehe .... Alhamdulillah, sudahlah masalah selesai dapat ifthar gratis pula :D
Seminggu setelahnya saya shalat taraweh di masjid Darul Ulum di depan kompleks rumah saya yang khatibnya saat itu adalah Bapak Dr.Ir. Hermawan K. Dipoyono yang sangat akrab dengan Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) ITB. Intinya adalah mengenai shaum di bulan Ramadhan, hal yang menjadi perhatian saya adalah ketika beliau menceritakan bahwa salah satu manfaat Ramadhan adalah menunjukkan eksistensi Allah SWT. Saat itu beliau mencontohkan dengan menceritakan tentang kisah penjual tempe.
Jangan tertawa ... ini kenyataan.
Kisahnya begini ... ada seorang penjual tempe yang hidupnya bergantung pada penjualan tempenya itu. Suatu ketika di bulan Ramadhan penjual tempe tadi mempunyai masalah yaitu tempe yang dibuatnya belum jadi padahal ramuannya sudah tepat dan sesuai. Saat berjualan tempe di pasar para pembeli yang datang ke tempatnya tidak jadi beli tempe tersebut karena si penjualnya jujur mengatakan apa adanya kepada penjual. Kejujuran ini didasari oleh bulan Ramadhan dimana kita sebagai umat Muslim tidak hanya menahan lapar dan haus namun juga perilaku yang khair juga termasuk bertindak jujur. Sedikit demi sedikit para penjual tempe yang lain sudah pulang karena dagangannya laku, tidak demikian halnya dengan penjual tempe ini. Walaupun demikian, dia tetap berdo'a kepada Allah SWT agar dagangannya laku. Sesaat penjual tempe ini mulai mengemas tempe yang belum jadi tadi pulang, tiba-tiba ada seseorang tergopoh-gopoh bertanya kepadanya apakah dia menjual tempe yang belum jadi, karena tempe ini digunakan nantinya untuk riset anaknya dan orang yang mencari tempe tadi sudah mencari kesana kemari namun tidak berhasil. Kemudian si penjual tempe tadi sambil berdo'a kepada Allah SWT agar tempenya belum jadi berusaha untuk membuka kembali tempe yang dibungkusnya. Ternyata Alhamdulillah, tempenya belum jadi sehingga dapat dibeli oleh orang yang mencari tempe belum jadi tadi.
Nah apa yang bisa dipetik dari cerita di atas ??
Tidak lakunya tempe tadi bukanlah sebuah malapetaka namun itu merupakan skenario Allah SWT yang belum diketahui oleh siapa pun. Bantuan dari Allah SWT Insya Allah datang pada saat kita betul-betul membutuhkannya dengan catatan kita ikhlas untuk menerima apa pun yang terjadi, Insya Allah bantuan Allah SWT akan datang. Dan apabila bantuan Allah SWT datang ... tak seorang pun di dunia ini yang dapat menyangkalnya.
Alhamdulillah saat pulang dari taraweh saya menjadi tersadar ... "Oh iya, waktu itu saya juga mengalami hal yang serupa dengan penjual tempe tadi."
Ya Allah ... hamba bersyukur pada Engkau atas bantuan yang Engkau berikan pada hamba saat hamba mulai putus asa
Ya Allah ... dalam bulan Ramadhan yang sudah tinggal 11 hari ini bimbinglah kami semua umat Muslim kepada karakter yang baik daripada sebelumnya
Ya Allah ... ampunilah segala dosa kami yang telah kami lakukan atas kekhilafan kami sebagai manusia biasa, sesungguhnya Engkau Maha Sempurna ya Rabb.
dan yang terakhir pinta hamba ya Allah,
Apabila Engkau sudah meridhai seseorang yang sangat hamba cintai untuk memilih pinangan pemuda lain, maka ampunilah segala dosa mereka, mudahkanlah jalan mereka, dan bimbinglah mereka kepada keluarga yang Engkau ridhai, hamba ikhlas dengan keputusan yang Engkau gariskan kepada kami walau itu menyakitkan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui.
Wassalamu'alaikum wr wb,
--Dimas
Bismillah,
Ada beberapa hal yang bagi saya pribadi sangat menyentuh di bulan penuh barakah Ramadhan 1429 H kali ini. Dimulai dari hal yang mungkin kecil namun berdampak sangat besar dan berpengaruh pada kelangsungan hidup saya mulai sekarang.
Oke, jadi begini ceritanya ...
Pada hari Selasa tanggal 9 September 2009 saya dengan rekan sekerja saya yang dulu juga rekan satu lab WiNNER --singkatannya sudah pada tau kalau mengikuti blog saya dari awal, hehehe--, Halga Tamici, MT ditugaskan oleh atasan kami yang juga mantan dosen kami yaitu bapak Yusep Rosmansyah, Ph.D untuk memberikan materi kepada para insinyur NOC (Network Operation Center) Bakrie Telecom atau yang lebih dikenal dengan Esia dan bertempat di Wisma Bakrie I jalan Rasuna Said, Jakarta. Kami datang berdua itu tanpa dibimbing oleh atasan kami sehingga kepercayaan untuk memberikan materi tersebut murni dari kami sesuai dengan expertise kami masing2. Saat itu Halga memaparkan mengenai aplikasi mobile sedangkan saya memaparkan dari segi level di bawahnya tepatnya network operation & database synchronization.
Pemaparan tersebut dimulai dari jam 10 pagi, kemudian ada jeda untuk shalat Zuhur dan Asar dan ditutup pada berbuka shaum bersama dengan para insinyur NOC-BTEL tadi.
Pemaparan pertama yaitu aplikasi mobile ... well, it ran well with so enthusiastic attention dari para insiyur tadi, sementara itu saya sibuk mengurus secara remote kedua server kami yang tepatnya berada di NOC BTEL Wisma Bakrie II, karena saat itu kabar terakhir database dari kedua server yang berfungsi sebagai Master-Slave tidak sinkron sebagaimana yang diharapkan. Akhirnya, saya terpaksa troubleshoot sendiri bagaimana menyelesaikan masalah sinkronisasi tersebut. Secara teknis, fungsi kedua server tersebut adalah application+database server dan dirancang secara Active-Standby. Artinya, apabila server induk mati karena alasan tertentu, maka server cadangan yang ambil alih; begitu pula sebaliknya.
Saat paparan dari Halga berlangsung, saya cukup distracted dengan kedua server yang saat itu konfigurasinya cukup berantakan. Database yang tidak sinkron menimbulkan polemik apa dan siapa yang salah, hal ini tentunya akan berakibat fatal karena discrepancy itu akan merusak informasi yang ada dan akan diolah kemudian oleh customer service, kalau tidak sama datanya bagaimana mungkin mereka akan percaya dengan data ini. Intinya adalah ... kesibukan saya cukup menyita waktu dan pikiran saya untuk memecahkan kotak pandora tempat informasi tersebut disajikan.
Prolog dari masalah teknis di server sudah saya pecahkan; ternyata username pada master yang digunakan oleh slave tidak mendapat privilege yang cukup sehingga ada beberapa fungsi yang tidak jalan, dan fungsi ini terkait dengan replikasi data. Tapi ada lagi masalah yang belum terpecahkan sedangkan waktu berjalan terus ....
Jam demi jam ... detik demi detik, saya mulai kehabisan waktu dan pikiran saya sempat tersita dan terkotak pada suatu masalah yang sebenarnya sederhana namun saat itu belum terpikir oleh saya bagaimana solusinya. Sementara Halga sudah mulai habis materinya. Sempat saya bergumam sendiri --tidak terdengar oleh para insinyur tadi, sssssttt .... -- "c'mon 'Ga ... give me time, give me extra time so I could finish this wacky config." Tapi masalah belum terpecahkan ...
Menjelang shalat Asar masalah belum terpecahkan dengan baik sungguhpun ada fungsi yang sudah jalan, namun fungsi itu bukan yang utama. Saya mulai desperate, dan saya berpikir .... "Okelah, walau nantinya masalah belum juga diselesaikan saya akan berkata apa adanya mengenai replikasi server ini. Pahit manisnya saya terima dengan lapang dada. Insya Allah nanti akan jalan keluar, tapi saya usahakan semaksimal mungkin."
Akhirnya shalat Asar pun tiba saya dan Halga kemudian ijin untuk turun ke mushala yang terletak di basement. Dalam perjalanan ini saya diskusi dengan Halga bagaimana solusi dari replikasi ini, namun belum juga ada tanda-tanda ke arah solusi jitu ke permasalahan. Ya akhirnya kami shalat Asar di mushala tersebut dan kembali ke ruangan atas, saya melihat para insinyur sudah duduk di kursi siap untuk mendengarkan paparan tentang aplikasi mobile yang tinggal sisa-sisanya. Sementara replikasi database belum juga selesai ....
Sementara Halga memaparkan aplikasi mobile saya mulai kehabisan waktu, sehingga saya sudah siap dengan hasil apa adanya tadi ... ya mau bagaimana lagi toh keadaaanya begitu. But I won't give up fighting !!
Saya runut kembali permasalahan yang muncul dengan solusinya. Sekilas dari konfigurasi database tidak menunjukkan anomali apapun, tapi saya tidak percaya masalah tersebut di luar konfigurasi database tersebut. Saya mulai merunut dari awal sampai akhir baris dari konfigurasi database tadi, bolak-balik saya melihat kembali dan memikirkan kira-kira apa dan terletak di mana solusi tadi.
Secara tak sengaja saya menjadi teringat pada petuah orang tua saya, Ir. Onang Mertoyono mengenai bagaimana cara bertindak taktis dan strategis dalam menyelesaikan masalah di bidang engineering. Salah satu metodenya adalah "sort-out" yaitu salah satu uraian masalah yang terkait dengan permasalahan menjadi titik perhatian, bukan kemudian bias dan menuju divergensi instead of konvergensi, masalah yang sudah terselesaikan dicoret karena sudah beres. Setelah titik perhatian didapat kemudian ditilik apa saja variabel yang terkait dengan permasalahan tersebut. Kemudian dari variabel tersebut ada titik dimana pusat permasalahannya adalah itu. Kalau saya perhatikan metode ini mirip dengan Bayesian Search Theory. Selain itu saya juga teringat oleh perkataan rekan saya Zulham, ST yang juga sesama rekan di WiNNER yang katanya kurang lebih .... "Thinking out of the box" Padahal waktu saya sudah kurang dari 30 menit dan counting down fast.
Jadi dengan metode "Sangkuriang instan" saya telusuri lagi. Kembali saya bergumam "Ya Allah ... I only have very limited time, please give me the hints of this problem! Ya Allah ... 'gimana caranya ini ya. C'mon 'Ga ... c'mon 'Ga ... c'mon 'Ga ... give me another additional time, please!"
Tapi tiba-tiba saya terpantik .... "Gimana kalo variabel ini yang saya ubah ya" walau dengan metode "sort-out" tadi saya sebenarnya sudah tau masalahnya ada di mana tapi persisnya ???
Ya sudah, akhirnya saya ubah variabelnya dan saya lihat status dari slave ... oke, sudah ada pertanda baik yaitu: Waiting Master To Send Event. Namun demikian, saya masih belum sepenuhnya percaya karena database ini sudah tidak sinkron secara jauh sehingga saya perlu impor database dari master kemudian saya jalankan replikasinya; LOAD DATA FROM MASTER.
Ternyataaaaaaaa ................................................
ALHAMDULILLAHIRABBIL ALAMIN !!!!!!!!!!!
Replikasi data berjalan dengan baik sementara saya tinggal punya waktu +/- 3 menit sebelum Halga selesai memaparkan aplikasi mobile. Ya bisa dibilang injury time sih, cuma karena sekarang database sudah tereplikasi dengan baik saya akhirnya bisa bernafas lega ... fiuuuuuh !!
Setelah itu saya sudah cukup percaya diri untuk memaparkan bagian saya. Dan Alhamdulillah berjalan lancar dan baik, hal ini diakhiri dengan buka shaum bersama oleh para insinyur NOC-BTEL, hehehehe .... Alhamdulillah, sudahlah masalah selesai dapat ifthar gratis pula :D
Seminggu setelahnya saya shalat taraweh di masjid Darul Ulum di depan kompleks rumah saya yang khatibnya saat itu adalah Bapak Dr.Ir. Hermawan K. Dipoyono yang sangat akrab dengan Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) ITB. Intinya adalah mengenai shaum di bulan Ramadhan, hal yang menjadi perhatian saya adalah ketika beliau menceritakan bahwa salah satu manfaat Ramadhan adalah menunjukkan eksistensi Allah SWT. Saat itu beliau mencontohkan dengan menceritakan tentang kisah penjual tempe.
Jangan tertawa ... ini kenyataan.
Kisahnya begini ... ada seorang penjual tempe yang hidupnya bergantung pada penjualan tempenya itu. Suatu ketika di bulan Ramadhan penjual tempe tadi mempunyai masalah yaitu tempe yang dibuatnya belum jadi padahal ramuannya sudah tepat dan sesuai. Saat berjualan tempe di pasar para pembeli yang datang ke tempatnya tidak jadi beli tempe tersebut karena si penjualnya jujur mengatakan apa adanya kepada penjual. Kejujuran ini didasari oleh bulan Ramadhan dimana kita sebagai umat Muslim tidak hanya menahan lapar dan haus namun juga perilaku yang khair juga termasuk bertindak jujur. Sedikit demi sedikit para penjual tempe yang lain sudah pulang karena dagangannya laku, tidak demikian halnya dengan penjual tempe ini. Walaupun demikian, dia tetap berdo'a kepada Allah SWT agar dagangannya laku. Sesaat penjual tempe ini mulai mengemas tempe yang belum jadi tadi pulang, tiba-tiba ada seseorang tergopoh-gopoh bertanya kepadanya apakah dia menjual tempe yang belum jadi, karena tempe ini digunakan nantinya untuk riset anaknya dan orang yang mencari tempe tadi sudah mencari kesana kemari namun tidak berhasil. Kemudian si penjual tempe tadi sambil berdo'a kepada Allah SWT agar tempenya belum jadi berusaha untuk membuka kembali tempe yang dibungkusnya. Ternyata Alhamdulillah, tempenya belum jadi sehingga dapat dibeli oleh orang yang mencari tempe belum jadi tadi.
Nah apa yang bisa dipetik dari cerita di atas ??
Tidak lakunya tempe tadi bukanlah sebuah malapetaka namun itu merupakan skenario Allah SWT yang belum diketahui oleh siapa pun. Bantuan dari Allah SWT Insya Allah datang pada saat kita betul-betul membutuhkannya dengan catatan kita ikhlas untuk menerima apa pun yang terjadi, Insya Allah bantuan Allah SWT akan datang. Dan apabila bantuan Allah SWT datang ... tak seorang pun di dunia ini yang dapat menyangkalnya.
Alhamdulillah saat pulang dari taraweh saya menjadi tersadar ... "Oh iya, waktu itu saya juga mengalami hal yang serupa dengan penjual tempe tadi."
Ya Allah ... hamba bersyukur pada Engkau atas bantuan yang Engkau berikan pada hamba saat hamba mulai putus asa
Ya Allah ... dalam bulan Ramadhan yang sudah tinggal 11 hari ini bimbinglah kami semua umat Muslim kepada karakter yang baik daripada sebelumnya
Ya Allah ... ampunilah segala dosa kami yang telah kami lakukan atas kekhilafan kami sebagai manusia biasa, sesungguhnya Engkau Maha Sempurna ya Rabb.
dan yang terakhir pinta hamba ya Allah,
Apabila Engkau sudah meridhai seseorang yang sangat hamba cintai untuk memilih pinangan pemuda lain, maka ampunilah segala dosa mereka, mudahkanlah jalan mereka, dan bimbinglah mereka kepada keluarga yang Engkau ridhai, hamba ikhlas dengan keputusan yang Engkau gariskan kepada kami walau itu menyakitkan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui.
Wassalamu'alaikum wr wb,
--Dimas
Labels: life